Pernahkah Anda bertanya, mengapa penjagaan di bioskop sangat ketat? Pada saat Anda memasuki bioskop, (di beberapa bioskop tertentu) akan ada petugas keamanan yang memeriksa tubuh Anda dengan alat pemindai logam, lalu meminta Anda membongkar tas, lalu menyita makanan dan minuman yang Anda bawa. Apakah mereka takut kita membawa bom dan akan meledakkan semua penonton di dalam bioskop? Atau karena takut kita membius penonton di sebelah kita dengan makanan dan minuman yang kita bawa, lalu mengambil semua barang bawaannya?
Wa... sepertinya alasan-alasan itu terlalu berlebihan dan hanya terjadi di dunia film saja. Ada penjelasan logis mengapa pihak bioskop bertindak demikian. Selain itu, ada fakta lain yang tidak Anda ketahui tentang bioskop. Apa saja itu?
1. PENGHASILAN BIOSKOP KECIL
Persentase penghasilan yang diperoleh bioskop tidaklah besar, meski pun penontonnya banyak. Hal ini dikarenakan mayoritas penghasilan adalah untuk membayar Distributor Film. Jadi tidak benar kalau bioskop akan meraup keuntungan besar jika sebuah film banyak penontonnya. Mereka baru meraup keuntungan impas jika studio yang menayangkan film tersebut penuh penonton dalam selama 1 bulan tayang. Jika tidak, mereka akan merugi.
Lalu bagaimana menyiasati agar mereka tetap meraup keuntungan, meski film yang tayang kurang diminati penonton? Salah satunya adalah lewat penjualan makanan dan minuman di bioskop. Hampir semua bioskop besar punya tempat penjualan makanan tersebut. Tapi jangan heran jika makanan yang mereka jual sangat mahal, meski rasanya biasa-biasa saja. Ini mereka lakukan untuk menutupi biaya operasional mereka yang cukup tinggi, demi kepuasan penonton.
Jadi jangan heran apalagi protes, jika beberapa bioskop "terpaksa" menggeledah dan melarang Anda membawa makanan atau minuman ke dalam bioskop.
2. RAHASIA DI BALIK KURSI MERAH BIOSKOP
Pernahkah Anda bertanya, "Mengapa kursi di semua bioskop berwarna merah?" Mungkin sebagian penonton berpikir penggunaan kursi merah di bioskop karena alasan artistik dan membangkitkan semangat orang untuk menonton. Padahal bukan itu.
Alasan semua kursi di bioskop menggunakan warna merah tidak lain adalah untuk menyamarkan kotoran dan sisa sampah. Mungkin Anda menyadari bahwa jarak dari satu waktu pertunjukan ke pertunjukan selanjutnya tergolong sangat singkat. Hal ini membuat Petugas Kebersihan tidak punya banyak waktu untuk membersihkan tempat duduk. Pihak bioskop juga memahami hal itu.
Karena itu, untuk membantu Petugas Kebersihan, pihak bioskop menggunakan kursi berwarna merah dan bertekstur. Tujuannya adalah untuk menyamarkan sisa sampah yang mungkin tertinggal. Agar kotoran itu makin tidak kelihatan, maka ruang studio bioskop pun dibuat remang-remang. Nah, sekarang tahu kan alasannya?
3. MEREKAM FILM DI BIOSKOP BISA MASUK PENJARA
MPAA (Motion Picture Association of America) telah mengeluarkan sebuah aturan yang melarang setiap aktivitas perekaman film di dalam bioskop. Tindakan tersebut dapat dikenakan hukuman kurungan atau denda minimal US$ 500. Aturan ini tidak saja berlaku di Amerika Serikat tetapi juga di seluruh dunia yang menayangkan film produk Hollywood.
Karena itu, jangan coba-coba merekam film di bioskop, terutama film Hollywood. Tidak perduli apapun alasannya, begitu Anda tertangkap basah, siap-siap saja untuk membayar denda Rp 6.5 juta (Kurs US$ 1 = Rp 13.000).
4. KARYAWAN BIOSKOP BISA MENONTON DULUAN FILM YANG AKAN TAYANG
Di beberapa bioskop ternama (termasuk di Indonesia), para karyawan bioskop mendapat kesempatan untuk menonton duluan semua film yang akan tayang. Hal ini dilakukan pihak Managemen Bioskop untuk memberikan pengetahuan kepada para stafnya mengenai film yang akan diputar. Sehingga jika ada penonton yang meminta masukan dari mereka, para staf tersebut bisa memberikan informasi serta pendapat mereka mngenai film yang akan ditonton calon penonton tersebut.
Jadi, buat para karyawan bioskop... Bersyukurlah .... !!!
5. PERALATAN BIOSKOP SAMA MAHALNYA DENGAN PRODUKSI SEBUAH FILM
Mengapa sudah tidak ada lagi bioskop menengah yang bertahan dan hanya bioskop besar saja yang masih bisa beroperasi hingga hari ini? Salah satu alasannya karena mahalnya peralatan bioskop.
Di masa kini di mana penayangan film telah menggunakan teknologi digital, maka pihak bioskop pun dituntut untuk bisa memiliki peralatan digital yang mampu mendukung teknologi yang disimpan dalam cakram atau master film yang akan ditayangkan. Semakin canggih peralatan itu, maka kualitas film yang ditampilkan pun semakin baik, dan pada akhirnya memberi kepuasan pada para penonton.
Agar bisa menampilkan kualitas tontonan yang prima, Managemen Bioskop tentu harus bisa menyediakan proyektor, teknologi tata suara, serta ruangan yang baik agar mampu memantulkan suara yang sempurna. Di beberapa bioskop bahkan menyediakan fasilitas 4DX, di mana kursi tempat duduk penonton dapat bergerak-gerak mengikuti gerakan di layar, membuat penonton merasakan sensasi seperti kejadian nyata.
Untuk bisa menghadirkan semua kenyamanan itu, biaya yang dikeluarkan Management Bioskop tidak sedikit. Membangun satu studio dengan kapasitas 100 penonton saja biayanya bisa setara dengan memproduksi sebuah film berbujet standar (antara Rp 1 - 1.5 milyar).
Jadi bisa Anda bayangkan berapa besar investasi yang harus dikeluarkan sebuah bioskop yang punya lebih dari 1 studio. Ini baru studionya saja lho... Kita belum bicara fasilitas lain seperti elevator, ruang tunggu, tempat makan, loket tiket, dan lain-lain. SUMBER
0 komentar:
Post a Comment